HUKUM SHOLAT DHUHA - FIQIH 4/2
SHOLAT DHUHA
2. Hukum Shalat Dhuha
Shalat dhuha hukumnya sunnah muakkad. Sunnah artinya jika kita kerjakan akan mendapatkan pahala namun jika kita tinggalkan tidak berdosa, sedangkan muakkad artinya sangat dianjurkan. Perbuatan yang hukumnya sunnah muakkad adalah perbuatan yang hampir-hampir tidak pernah dilewatkan oleh Rasulullah Saw. Oleh karena itu, meskipun meningalkan shalat dhuha tidak berdosa, namun sebagai bukti cinta kita pada Rasulullah Saw. sebaiknya kita merutinkan shalat dhuha.
Adapun dalil-dalil tentang kesunnahan shalat dhuha antara lain:
Dari Abu Dzar ra., Nabi Saw. bersabda:
Artinya:
“Di pagi hari ada kewajiban bagi seluruh persendian kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah. Demikian juga amar ma‟ruf dan nahi mungkar adalah sedekah. Semua ini bisa dicukupi dengan melaksanakan shalat dhuha sebanyak dua raka‟at” (HR. Muslim).
Dalam hadis tersebut dikatakan bahwa shalat dhuha dua rakaat mampu mencukupi
sedekah bagi seluruh persendian manusia yang seluruhnya ada 360. Artinya hadis tersebut merupakan sebuah bukti bahwa shalat dhuha adalah shalat yang sangat mulia meskipun
hanya dilaksanakan sebanyak dua rakaat
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =
Selamat Belajar, Tetap Semangat, & Tetap Disiplin Jaga Protokol Kesehatan
Sumber: Buku Digital Fiqih Kelas 4 Kementerian Agama RI
Komentar
Posting Komentar