SHALAT DHUHA
A. Ketentuan Shalat Dhuha
1. Pengertian Shalat Dhuha
Apa kamu tahu apa itu shalat dhuha? Shalat dhuha adalah salat sunnah yang
dilakukan seorang Muslim ketika waktu dhuha. Waktu dhuha adalah waktu ketika
matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi)
hingga sebelum waktu zuhur. Jumlah rakaat salat duha minimal 2 rakaat dan maksimal
12 rakaat. Shalat dhuha dikerjakan setiap dua rakaat salam. Shalat dhuha lebih baik
dikerjakan secara munfarid(sendirian) namun jika untuk tujuan pembelajaran, maka boleh
juga dilaksanakan secara berjamaah.
2. Hukum Shalat Dhuha
Shalat dhuha hukumnya sunnah muakkad. Sunnah artinya jika kita kerjakan akan
mendapatkan pahala namun jika kita tinggalkan tidak berdosa, sedangkan muakkad
artinya sangat dianjurkan. Perbuatan yang hukumnya sunnah muakkad adalah perbuatan
yang hampir-hampir tidak pernah dilewatkan oleh Rasulullah Saw. Oleh karena itu,
meskipun meningalkan shalat dhuha tidak berdosa, namun sebagai bukti cinta kita pada
Rasulullah Saw. sebaiknya kita merutinkan shalat dhuha. Adapun dalil-dalil tentang
kesunnahan shalat dhuha antara lain:
Dari Abu Dzar ra., Nabi Saw. bersabda:
Dalam hadis tersebut dikatakan bahwa shalat dhuha dua rakaat mampu mencukupi
sedekah bagi seluruh persendian manusia yang seluruhnya ada 360. Artinya hadis tersebut merupakan sebuah bukti bahwa shalat dhuha adalah shalat yang sangat mulia meskipun
hanya dilaksanakan sebanyak dua rakaat
3. Tata Cara Shalat Dhuha
Bagaimana cara kita melaksanakan shalat dhuha? Cara shalat dhuha sama seperti
shalat fardhu biasa. Shalat dhuha dapat dilaksanakan 2-12 rakaat dengan dilaksanakan
setiap dua rakaat salam. Dengan demikian, tata cara shalat dhuha antara lain:
a. Niat
Niat boleh dibaca dalam hati, namun menurut para ulama disunnahkan melafalkan
niat shalat.
Adapun niat shalat dhuha yaitu:
b. Takbiratul Ihram
c. Membaca surah al fatihah dan surah pendek
Adapun surah pendek yang disunnahkan ketika shalat dhuha adalah surah asy Syams
pada rakaat awal dan surah ad dhuha pada rakaat kedua.
Hal ini didasarkan pada
sebuah hadis yakni:
Artinya:
“Shalatlah dua rakaat dhuha dengan membaca dua surat dhuha, yaitu surah
Wasysyamsi wadhuhaa haa dan surah Adh-Dhuha.” HR. Ad-Dailami)
d. Ruku‟ kemudian tuma‟ninah
Saat posisi ruku‟, punggung dan kepala harus lurus. Setelah posisi badan dan kepala
lurus kemudian melaksanakan tuma‟ninah. Tuma‟ninah yaitu berhenti sebentar
seukuran membaca lafal tasbih.
e. I‟tidal kemudian tuma‟ninah
I‟tidal adalah posisi berdiri tegak setelah ruku‟
f. Sujud pertama kemudian tuma‟ninah
Sujud dilaksanakan dengan menempelkan dahi, hidung, kedua telapak tangan serta
ujung jari kedua kaki ke lantai. Ketiga anggota sujud tersebut haruslah menempel di
tempat shalat tanpa terhalang oleh benda yang bergerak bersama kita seperti mukena
bagi wanita atau rambut/ peci bagi laki-laki
g. Duduk di antara dua sujud kemudian tuma‟ninah
Duduk di antara dua sujud dilaksanakan dengan cara duduk iftirasy. Duduk iftirasy
adalah duduk di atas kaki kiri sedangkan kaki kanan ditegakan.
h. Sujud yang kedua kemudian tuma‟ninah
Langkah-langkah ini diulang sampai dua rakaaat
i. Membaca tasyahud akhir
j. Membaca shalawat atas Rasulullah Saw.
k. Salam
l. Tertib
Tertib
artinya berurutan dari awal hingga akhir. Tidak boleh mendahulukan rukun
yang seharusnya berada di akhir dan sebaliknya.
m. Berdoa sesudah shalat dhuha
Adapun doa sesudah shalat dhuha yaitu:
Artinya:
"Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu DhuhaMu, keagungan
adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahanMu, kekuatan adalah kekuatanMu,
penjagaan adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas
langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila
sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan
kebenaran dhuhaMu, kekuasaanMu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang
Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang sholeh"
Komentar
Posting Komentar